Di suatu hari bertepatan dengan Jam Istirahat sebuah sekolah swasta, Riuh gemuruh suara anak-anak yang bermain di pelataran sekolah. Pada sebuah sekolah yang sederhana, tidak terlihat mewah, namun memenuhi syarat sekolah sehat seperti yang terdapat dalam buku PLBJ (Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta)
Srek-srek-srek suara langkah-langkah kecil menaiki anak tangga yang tersusun.Dorrrrrrrrrrrr!!!
Guru : (dengan wajah yang biasa saja) Lagi ngapain hafiz?
Hafiz : (dengan agak bingung) Kok Mister gak kaget sih, padahal kan aku udah ngumpet dan ngagetin Mister?
Guru : (dengan style tanpa rasa dosa) Eh lagi ngagetin yah? iya deh, "Ehhhh Aku Kagetttttt" (ekspresi Lebayy)
Hafiz : Ih garing ah Mister, gak lucu (dengan cemberut sambil berlalu ke dalam kelas)
Ada sebuah perenungan yang harus dan perlu kita lakukan, "Apa salahnya membuat orang lain senang dan bahagia?"
Seandainya sang Guru bisa "Berpurqa-pura" kaget, niscaya Hafiz tidak akan merasa kecewa dengan usaha yang sudah dilakukannya.
Bahwasanya berpura-pura bukanlah mesti kita harus berbohong dan menjadi pendusta, akan tetapi lebih kepada menjaga perasaan dari lawan bicara -partner- kita dalam berkomunikasi. Baik komunikasi Visual, audio, audio visual, body language. Dengan catatan, "Berpura-pura" yang dilakukan itu bukanlah hal yang bertentangan dengan syari'at. Akan tetapi jika hal ihwal yang ada berkenaan dengan Syar'ie maka tidak ada kepura-puraan yang dapat dibenarkan.
Dalam Tashawuf (Thariqot_red), hal yang lebih banyak dibahas adalah bagaimana kita berakhlak (baca_sikap), baik ke makhluk maupun kepada sang pencipta makhluk yaitu Allah Subhanahu Wata'ala.
Dalam kitab "Nailul Amani" karya Syaikhana KH Muhammad Shiddiq as-Shalihi (Mursyid Thariqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah, halaman 38 disebutkan bahwa "Sesungguhnya Thariqot dibangun atas dasar adab, barang siapa yang tidak dapat beradab (tata krama), maka tidak ada Thariqot baginya"
Dalam pergaulan sehari-hari, sikap seseorang menentukan bagaimana karakter keseharian orang yang bersangkutan.
Sikap yang baik bukan hanya ditunjukkan kepada orang yang lebih tua, pangkatnya lebih tinggi atau memiliki status sosial yang tinggi.
Bersikap (berakhlak) seyogiyanya dilakukan terhadap semua makhluk Allah, baik Manusia, hewan, tanaman, benda-benda mati, seperti yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu Atha'illah dalam syarahnya, "Janganlah berbuat kedzaliman kepada makhluk Allah".
Semoga kita dapat menjadi insan yang selalu beramal yang baik dan tidak mendzalimi makhluk-makhluk Allah.
Shadaqallah al-adzim
By: Bejo SP
Klik on BLOG Blog Zaemie
Klik on Face Book